Jumat, 04 Januari 2013

New Year in Agro

Holaaaa… Balik lagi berposting ria. Hwehe. Ada (banyak) postingan yang belum kelar numpuk di draft tapi nggak apa lah posting yang ini dulu mumpung masih suasana taun baru masehi. Haha !  Ngomong-omong soal tahun baru (masehi) hampir seluruh dunia ngerayain. Kembang api, terompet, barbeque or bakar-bakar jagung :D jadi tradisi khas ketika pergantian taun baru (masehi) dibarengi dengan berbagai atraksi yang berbeda-beda di setiap daerah. Berbagai stasiun tv pun menanyangkan detik-detik pergantian tahun baru dari berbagai daerah dan negara.

Karena bulan Desember adalah musim hujan di Indonesia sehingga tak heran malam sebelum pergantian tahun sering dihampiri hujan. Sore sekitar jam 9 – 10 an biasanya sudah mulai terdengar suara brong-brongan sepeda motor dari jalan raya sampai kedengeran di rumahku (Denger-denger tahun ini sepi karena ada operasi yak). Rame. Belum lagi suara kembang api dan mercon yang dinyalain ma anak-anak rumah. Nah biasanya nih kalo lagi tahun baru paling banter bakar jagung kalo nggak di rumah sendiri, rumah nenek, atau rumah temen. Keluar? NO WAY! Kalo udah kena kata itu Cuma bisa diem terus masuk kamar, nyalain TV sambil tiduran dan berharap dibolehin keluar. Boleh keluar, keluar rumah maksudnya. Nggak sampe keluar RT. Aish. Akhirnya Cuma bisa liat kembang api yang dinyalain ma tetangga. Lumayan. Hehe. Kalo udah abis kembang apinya balik lagi ke kamar trus tidur dah. XD

Nah, nah, kalo tahun baru 2013 ini? Kemana-kemana? Yang jelas nggak di dalem kamar, nonton tv trus tiduran. Momen liburan yang hampir berakhir jadi kesempatan meski mepet sama UAS. Gimana gak mepet, sehari setelah tahun baru adalah hari UAS pertama. Hmm, mungkin hitung-hitung ngurangi kemacetan kali ya… -_-“

Setelah twit-twit di twitter akhirnya diambillah keputusan buat pergi malem tahun baru bareng-bareng temen kampus. Kemana perginya? Yap, ke Agro Batu. Dimana itu? Aku nggak tau dan baru denger. Kasian yak -________- Apa pun tempatnya seng penting nggak membahayakan dan bertambahlah daftar tempat jalan-jalanku. :D

Perjanjian kumpul jam 18.30 di depan kampus. Saat itu juga aku baru merasakan gimana gelap dan ngerinya kampus di malem hari. :D Jalan depan kampus tak macet seperti yang kukira tapi entah di Batu. Persiapan bener-bener matang begitu melihat peralatan yang disiapin temenku. Well, entah mengapa tradisi jam karet itu benar-benar menyenangkan (Don’t agree with this statement. Honestly it’s sesat (what’s sesat in English?) Jamnya molor sampe jam setengah delapan lebih-an baru berangkat.

Perjalanan diwarnai dengan berpencar, aksi saling menunggu, hingga terjebak kemacetan. Saat kami berangkat, jalan ke arah Alun-Alun Batu sudah di tutup. Alhasil kami berpisah menjadi dua kelompok (secara tidak sengaja). Satu kelompok yang langsung menuju ke arah Agro, satunya lagi tetep ke arah Alun-Alun Batu meski harus ngelewati gang kecil. Alhamdulillah aku dan beberapa temanku masuk ke kelompok yang tidak masuk ke Alun-Alun Batu sehingga nggak kejebak macet tapi jadi patung welcome di pinggir jalan hampir 2 jam-an. Di sini lah aku baru tau ternyata Agro itu adalah puncak-nya di kota Batu. Wassalam, karena aku nggak ada persiapan jaket (emang dasar nggak suka pake jaket). Belum nyampe tempatnya aja udah kerasa dinginnya pake banget gimana entar. So… alasan pilih Agro adalah menghemat pengeluaran yakni nggak perlu membeli kembang api. Hwehe. Bagus-bagus. Btw bagaimana dengan keadaan teman-teman yang di Alun-Alun Batu. Yap, mereka lebih galau lagi karena terancam nggak bisa keluar hingga puncak pergantian tahun. Alhamdulillah akhirnya beberapa teman kami sudah berhasil keluar dari kemacetan. Beberapa lainnya masih di dalam karena ada misi mengambil jagung dan masih belum mendapat celah untuk keluar dari kemacetan. Karena khawatir nggak dapat tempat di Agro akhirnya aku dan temen-temen yang sudah ngumpul cabut duluan ke Agro buat nyari tempat.

Jarak dari tempat kami nunggu (Jl. Abdul Ganiatas) dengan Agro ternyata tidak jauh. Hawanya makin dan makin dingin. Di pinggir-pinggir jalan mulai banyak kendaraan berhenti. Penasaran kenapa mereka berhenti, aku pun menoleh ke belakang dan subhanallah ternyata dari sini pemandangan malam kota Batu dan sekitarnya terlihat ammmmaaazzazing. Ini adalah pemandangan yang selalu bikin aku rindu sama kota apel. That’s my favourite attraction. Biasanya aku liat pemandangan ini setahun sekali, itu pun waktu ada acara kantor ortuku. Maklum di tempat kelahiranku nggak ada pemandangan kayak gini. Hehe ! Kami terus naik hingga ujung portal. Alhamdulillah di Agro tidak terlalu macet. Nampaknya pusat kemacetannya beralih ke Alun-Alun Batu. Karena menurut salah satu temanku yang beberapa tahun lalu ke Agro, dia berangkat jam 8 sore saja dia sudah terjebak macet dan itu pun belum sampai ke Agro.

Pemandangan dimana tempat kami berhenti terlihat lebih indah lagi. Pemandangan malam kota Batu dan sekitarnya dikelilingi pegunungan ditambah warna-warna lampu kota dan rumah penduduk bak bintang yang bertaburan di daratan. Nah, sayangnya bintang yang di langit justru nggak keliatan. Mungkin karena saat itu langit lagi mendung. Di atas tempat kami berhenti masih terdapat villa. Tak jauh dari villa ada pengunjung yang membawa tenda dan menyalakan api unggun. Good job, guys! Ada sisa waktu 2 jam-an sebelum pergantian tahun untuk menikmati kota batu dari puncak. Suasananya tenang. Tak ada suara brong-brongan motor tetapi suara musik dari mobil di belakang kami. Lumayan, dengerin musik gratis. Hehe ! Hingga akhirnya teman kami yang tertinggal karena terjebak macet sudah datang semua, kami pun membuat gaduh dengan meniup terompet dan bergosip riaaaaa… :D

Detik-detik pergantian tahun pun dimulai. Perhatian tertutuju pada kota Batu yang nampak apik dari atas. Terompet pun kami tiup lagi begitu puluhan kembang api meletus dari beberapa daerah. Jujur, kembang apinya biasa saja tapi karena ini momen pertama kali menikmati kembang api dari puncak so it’s cool laaah. Tak mau ketinggalan, dari puncak alias di depan villa yang berada di atas juga turut menyumbang letusan kembang api. Nih jadi bingung mau liat kembang api yang mana. Kwakwekwakwek.

Langit semakin terang. Kami tak langsung turun karena dipastikan jalan dalam keadaan macet. Visi selanjutnya adalah bakar jagung. Sumprit dah kelaperan dari malam mamen mana udaranya duwingin pula. Karena nggak memungkinkan bakar2 di Agro jadilah kami numpang bakar2 jagung di rumah temen. Hwehe. Thanks so much for Redita and family. Hehe… ! FYI, ternyata emang nggak boleh bakar2 jagung sembarangan di sana. Perjalanan pulang dari Agro sempat macet tapi nggak terlalu. Begitu pula perjalanan menuju ke rumah temen. Nah, di rumah Redita, aku dan kedua temenku sempet jalan-jalan di sekitar. Di sini kami bisa liat pemandangan kota Batu dan sekitarnya yang ada di bawah dan di atas. Really cool ! ^___^

Sekian. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar