Mau kemana kita? Coban Talun !
Mau kemana kita? Coban Talun !
Sungai, hutan, air terjun !
Sungai, hutan, air terjun !
Sing song ala Dora !! Hahaha !!!
Ya, lanjutan dari part 1, aku dan kawan-kawan lanjut ke Cuban Talun meski suasana mendung. Untuk tiket masuk harganya cukup murah yakni Rp 4000,- dan untuk parkirnya Rp 2000,-. Seperti lirik di atas (hehe !) untuk sampai ke air terjun Cuban Talun kita harus melewati sungai dan hutan. Pokoknya alam banget deh. hehe..! Sebelumnya si ibu pemilik warung mengingatkan kalo hujan kita harus segera kembali naik. Perjalanan menuju ke air terjun akan memakan waktu kurang lebih 30 menit. Sungainya tidak seperti sungai-sungai di kota yang lebar dan dalam sehingga tidak ada jembatan alias langsung nyemplung. Tenang saja airnya jernih dan pasirnya lembut. Walau bagaimanapun tetap hati-hati. Ada dua sungai yang harus kita lewati. Untuk menyeberang lebih baik lepas alas kaki karena tanah di pinggir sungai berlumpur dengan dalam kurang lebih satu jengkal. Tanahnya coklat dan lembut jadi berasa kayak lagi di sawah. Hal ini membuat aku dan kawan-kawan memilih nyeker selama perjalanan.
Kami bukanlah pengunjung satu-satunya, ada rombongan lain yang bahkan sedang mengadakan kegiatan camping dan outbond. Selama kami menyusuri jalan setapak kami sempatkan untuk mengabadikan moment sampai menyanyikan soundtrack kartun masa kecil. :D Yay, ini lah wisata alam. Di kanan dan kiri adalah pohon-pohon tinggi dan rerumputan. Memasuki hutan lebih dalam lagi (kalo nggak salah liat kayak ada tanaman yang mirip daun pacar) jalannya mulai menurun, licin, dan berliku-liku. Waspadalah karena ada beberapa batang pohon yang memotong jalan sehingga mengharuskan kita untuk menunduk. Mengingat medannya yang cukup sulit, ini cocok buat kamu yang suka tantangan. FYI tips dari teman kami yang mengikuti IMPALA, untuk melewati jalan yang tanahnya licin dan menurun, posisi kaki depan agak miring sehingga bisa menjadi rem. Kurang lebih begitu. Hehe.. :) Cukup lama belum ada tanda-tanda suara air terjun. Bener-bener bikin penasaran. Jadi ingat kalo ke Kakek Bodo, untuk melihat air terjun, jalannya juga turun, sampai-sampai sandalku putus. Hanya saja di Kakek Bodo sudah dibuatkan tangga. Sedangkan yang di Cuban Talun ini masih berupa tanah. Tapi justru ini lah yang bikin seru. Ketika suara air terjun mulai terdengar kami bertambah semangat. Saat hendak sampai, ada dua jalur yakni ke kanan dan ke kiri. Untuk jalur ke kiri, jalannya menurun, air terjunnya sudah terlihat hanya saja kita harus melewati batu-batu besar untuk dapat berada lebih dekat dengan air terjun tetapi sedikit berbahaya. Oleh karenanya bisa melalui jalur kanan dengan jalannya yang menanjak tetapi kita langsung bisa melihat air terjun lebih dekat. Maap agak mbribet ya kata-katanya. Hahaha !!
Lanjut. Whuaaaaaaaaaaa !! Teriakan bebas spontan keluar karena berhasil mencapai air terjun. Suasana alamnya benar-benar masih terjaga keasliannya Sayangnya kami tidak bisa kecek-kecek ataupun mandi karena banyak batu besar dan airnya langsung mengalir ke bawah (ya iya lah masa iya ke atas -.-"). Kalo keseret kan berabe. Hehehe. Maklum waspada karena lagi musim hujan. Alhasil aku dan kawan-kawan muasin foto-foto sambil nikmati suasana alamnya. Beberapa lama kemudian ada dua orang ukhti datang. Berdua. Cuma berdua. Jempol dah. Ternyata oh ternyata dua ukhti itu senior kita juga hanya saja beda fakultas. Hwehehe. Setelah cukup puas. Cukup lho ya. Karena sebenernya masih pengen berlama-lama tapi karena ngejar waktu dan cuaca mendung yang semakin mendung akhirnya aku dan kawan-kawan memutuskan untuk kembali.
Perjalanan baliknya lebih berat karena jalannya menanjak sehingga kami beberapa kali istirahat berbeda ketika berangkat, jalannya menurun. Saat akan keluar hutan kami berpapasan seorang bapak dengan istrinya yang hendak menuju ke air terjun. Namun mereka mengurungkan niatnya karena cuaca mulai gerimis dan untuk sampai ke air terjun juga masih jauh. Saat akan keluar hutan salah satu dari teman kami terkena lintah darat (bukan rentenir lho.. :D), ukurannya keciiiil banget tapi membuat bekas gigitan dua titik (Jadi kayak abis dijepret gitu. lha!). Untuk ngelepasnya saat itu pake tembakau rokok. FYI buat temen-temen yang ngerokok usahain nggak ngerokok saat di hutan, kalo pun memang pengen ngerokok usahain buat tidak membuang abunya sembarangan karena abu yang tertinggal ketika suhu tinggi bisa memicu kebakaran. Kurang lebih begitu. Hehe.. ! :)
Perjalanan baliknya lebih berat karena jalannya menanjak sehingga kami beberapa kali istirahat berbeda ketika berangkat, jalannya menurun. Saat akan keluar hutan kami berpapasan seorang bapak dengan istrinya yang hendak menuju ke air terjun. Namun mereka mengurungkan niatnya karena cuaca mulai gerimis dan untuk sampai ke air terjun juga masih jauh. Saat akan keluar hutan salah satu dari teman kami terkena lintah darat (bukan rentenir lho.. :D), ukurannya keciiiil banget tapi membuat bekas gigitan dua titik (Jadi kayak abis dijepret gitu. lha!). Untuk ngelepasnya saat itu pake tembakau rokok. FYI buat temen-temen yang ngerokok usahain nggak ngerokok saat di hutan, kalo pun memang pengen ngerokok usahain buat tidak membuang abunya sembarangan karena abu yang tertinggal ketika suhu tinggi bisa memicu kebakaran. Kurang lebih begitu. Hehe.. ! :)
Gerimis semakin deres aja, begitu sampai di atas, kami berteduh di bawah pohon keres (pohon ceri kalo kata temen Malang dan Bekasi, Widara kalo kata temen Ponorogo, dan pohon kersen kalo kata... lupa ding) yang ada di parkiran. Terus berteduh di bawah pohon keres sedang hujan tambah deres bukanlah ide yang bagus. Akhirnya kami menumpang berteduh di warung dekat parkiran menunggu hujan berhenti sambil nonton tv, ngobrol, makan gorengan sampai ngopi. Hehe... !! Usai hujan berhenti kami bersiap buat ngelanjutin perjalanan buat nyari makan. Eh beli makan ding. hehe.. !! Tema menunya adalah ikan.
Sebuah papan bertuliskan Ikan Bakar menunjukkan arah ke kiri. Dari kejauhan belokan itu seperti masuk ke sebuah gang. Namun begitu kami masuk ternyata ada sebuah tempat makan lesehan. Kukira kami akan makan di lesehan tepat delapan motor kami terparkir ternyata masih harus jalan menuju ke sebuah gang yang terdapat sungai kecil. "Whuuaaa bersih amat nih kalinya." itulah kata pertama yang aku ucapkan begitu melihat sungai kecil itu. Penasaran kok bisa bersih dan jernih banget. Di situ terdapat warung lagi tapi ternyata lagi-lagi bukan di situ. Kami masih jalan hingga ujung gang itu. Dari sini baru tahu ternyata ada ikan di kali itu. Sebelum pintu masuk ada hal yang menarik perhatian, yakni kandang burung dengan burung yang berwarna-warni (entah apa namanya), sebuah kolam kecil dan kolam pasir pantai dimana ada beberapa kura-kura, ada beberapa kandang dengan dua ekor iguana, musang, dan lain-lain. Eitss, tenang ini warung kok. hehe. Tempatnya benar-benar bagus dan asyik buat lesehan, ya Waroeng Bamboe Lesehan Sidomoeljo. Ada kolam ikan di tengah lesehan yang ber-letter U. Kami memilih tempat dengan meja kaca dimana di bawahnya terdapat kolam ikan. Ikannya gede-gede buk. Begitu duduk perasaan nggak enak menghampiri. rasa-rasanya salah masuk warung. Ngeliat tempatnya yang bagus kayaknya bukan harga warung. Daaaannnn...
Suasana mulai hening ketika tau harga menu ternyata cukup mahal buat anak mbonek seperti kami tapi nggak jadi mahal karena fasilitasnya yang emang sesuai. Hahaha !! Setengah mati dah bingung mau pesen apa. Mau kabur kok ya sawangane. Alhasil kami pesan menu paket hemat. Dan TERnyaTA !!! Harganya belum termasuk pajak ibu-ibu. -___________-
Oke... berkesan banget kaaaaaaaan... !! Nggak ya? Try it out dah.. nggak nyesel dah.. hehe ! v^^D yuk lanjut ke tujuan akhir mbolang episode 1 ini... ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar